Minggu, 18 Juli 2010

Perasaan ini menampar-nampar wajahku.
Hatiku pun terbalut cemas setiap tak lihatimu.

Setiap saat kulantunkan nyanyian rindu untukmu.
Namun, kau tak mendengar!
Kupikir,
Telingamu tertutup oleh kapas mimpimu sendiri..

Tidakkah kau melihatku, barang sedetik saja?
Kupikir,
Matamu pun tertutup oleh kain harapanmu sendiri.

Lantas,
sampai kapan?
Sampai kapan kulantunkan nyanyian rindu untukmu?
Sementara,
kau di sana tak mendengar!
Apalagi melihatku.

(Mungkin) sudah saatnya aku hentikan
Hentikan bernyanyi rindu untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar